INFLASI DAN PENGANGGURAN


INFLASI DAN PENGANGGURAN

INFLASI (INFLATION)

Adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus menerus. Ada tiga komponen yang harus di penuhi agar dapat dikatakan terjadi inflasi yaitu :

a. Kenaikan Harga : Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya.

b. Bersifat Umum : Kenaikan harga suatu komoditas belum dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.

c. Berlangsung Terus-menerus : Perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktu minimal bulanan.

Inflasi : Analisis Permintaan Agregat dan Penawaran Agregat.

Harga jual suatu komoditas ditentukan oleh kekuatan pasar yakni interaksi antara permintaan dan penawaran.

1. Permintaan Agregat

Adalah total permintaan barang dan jasa dalam suatu perkonomian selama satu periode tertentu.

Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE MicrosoftInternetExplorer4

Faktor-faktor ceteris paribus dalam analisis mikro seperti membaikan pendapatan perkapita dan bertambahnya jumlah penduduk, tetap relevan sebagai faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva AD. Dan ditambah dua faktor yaitu :

a) Pengaruh Kebijakan Moneter Terhadap Permintaan Agrerat.

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan, dengan mengatur jumlah uang yang beredar.


b) Pengaruh kebijakan Fiskal Terhadap Permintaan Agrerat.

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan ekonomi yang bertujuan mengarahkan ekonomi makro ke kondisi yang diinginkan dengan mengatur anggaran pemerintah, terutama sisi permintaan dan penawaran.

2. Penawaran Agregat

Kebijakan pemerintah sangat berpengaruh terhadap penawaran agregat. Kebijakan moneter ekspansif misalkan memberikan bantuan kredit, dapat meningkatkan penawaran agrerat.

3. Inflasi dan Keseimbangan Ekonomi

Secara grafis, keseimbangan ekonomi tercapai di titik E, pada saat kurva AD dan AS berpotongan. Pada diagram titik output (PDB) adalah Y0, tingkat harga umum adalah P0. Terjadi inflasi terlihat jika tingkat harga umum dalam keseimbangan baru menjadi lebih tinggi. Dalam diagram terlihat misalnya P1 > P0. Bahwa tingkat P1 ada tiga kemungkinan A, B, dan C.


4. Inflasi Tekanan Permintaan (Demand-Pull Inflation)

Inflasi tekanan permintaan (demand-pull inflation) adalah inflasi yang terjadi karena dominannya tekanan permintaan agregat. Pada diagram 19,5 tekanan permintaan digambarkan dengan bergesernya kurva AD0 ke AD1. Tekanan permintaan menyebabkan output perekonomian bertambah, tetapi disertai inflasi, dilihat dari makin tingginya tingkat harga umum.



5. Inflasi Biaya Produksi (Cost-Push Inflation)

Inflasi Biaya Produksi terjadi karena kenaikan biaya produksi

6. Stagflasi

Stagnasi adalah kondisi dimana tingkat pertumbuhan ekonomi sekitar nol persen per-tahun. Jumlah output relative tidak bertambah. Sayangnya, kondisi ini disertai inflasi.


BIAYA SOSIAL DARI INFLASI

Ada beberapa masalah social yang muncul dari inflasi yang tinggi (≥10% per tahun). Yang akan dibahas dalam bagian ini adalah :

· Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat,

· Memburuknya distribusi pendapatan,

· Terganggunya stabilitas ekonomi.

PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT)

1. Pendekatan Angkatan Kerja (Labour Force Approach)

Pendekatan ini mendefinisikan pengangguran sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja.

2. Pendekatan Pemanfaatan Tenaga Kerja (Labour Utilization Approach)

a. Menganggur (Unemployed) atau penganguran terbuka (Open Unemployment), mereka yang sama sekali tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan. Tingkat pengangguran di Indonesia (3% - 5% per tahun).

b. Setengah Menganggur (Underemployed), mereka yang bekerja, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh. Jam kerja mereka dalam seminggu kurang dari 35 jam. Tingkat Pengangguran di Indonesia 35% per tahun.

c. Bekerja Penuh (Employed), orang-orang yang bekerja penuh atau jam kerjanya mencapai 35 jam per minggu.

Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak / belum mendapatkan pekerjaan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut :


Jenis-Jenis Pengangguran

1. Penganguran Friksional (Frictional Unemployment), bersifat sementara. Terjadi karena adanya kesenjangan waktu, informasi maupun karena kondisi geografis antara pencari kerja dan kesempatan (lowongan) kerja.

2. Pengangguran Struktural (Struktural Unemployment), bersifat mendasar. Pencari kerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia.

3. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment), berkaitan dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Misal : di luar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.

Biaya Sosial dari Pengangguran

1. Terganggunya Stabilitas Perekonomian

a. Melemahnya Permintaan Agregat

Jika tingkat pengangguran tinggi dan bersifat struktural, maka daya beli akan menurun, yang pada gilirannya menimbulkan penurunan permintaan agregat.

b. Melemahnya Penawaran Agregat

Makin sedikit tenaga kerja yang digunakan, makin kecil penawaran agregat.

2. Terganggunya Stabilitas Sosial – Politik

Pengangguran yang tinggi akan meningkatkan kriminalitas, baik berupa kejahatan pencurian, perampokan, penyalahgunaan obat-obat terlarang maupun kegiatan-kegiatan ekonomi ilegal lainnya.

1. Inflasi dan Pengangguran : Kurva Phillips (Phillips Curve)

Hasil penelitian Profesor Philips tentang perekonomian Inggris periode 1861 – 1957 menunjukkan adanya hubungan negatif dan non linear antara kenaikan tingkat upah/inflasi tingkat upah (wage inflation) dengan pengangguran (unemployment), seperti dalam Diagram 19.9.